Dalam Buku The Definition of Educational Technology
Task Force on Definition and Terminology
Association for Education Communication and Techonology (AECT) 1977
A. Pembelajaran Visual
Yang di maksud dengan alat Bantu visual yaitu gambar, model, objek atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkrit melalui visualisasi kepada siswa dengan tujuan untuk (1) memperkenalkan, menyusun, memperkaya atau memperjelas konsep-konsep yang abstrak, (2) mengembangkan sikap yang diinginkan, (3) mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut.
Konsep pembelajaran visual didasarkan atas asumsi bahwa pengertian-pengertian yang abstrak dapat disajikan lebih konkrit. Pengajaran visual menggunakan dua macam konsep pemikiran yang masih dipakai, yaitu : Pertama, pentingnya pengelompokkan jenis-jenis alat bantu visual yang dipakai dalam kegiatan instruksional; Kedua, perlunya pengintegrasian bahan-bahan visual ke dalam kurikulum sehingga penggunaan tidak terpisahkan (Integrated Teaching Materials).
Ada beberapa kelemahan dari pembelajaran visual, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Kelemahan lainnya adalah, bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata-mata bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajarnya sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut di abaikan.
B. Dari pembelajaran Visual ke Pembelajaran Audio Visual
Pembelajaran visual kemudian berkembang menjadi pengajaran audio visual pada tahun 1940. Pembelajaran audio visual menunjuk pada beberapa macam perangkat keras yang dipakai guru untuk menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga. Perbedaan utama antara pembelajaran audio visual dengan teknik instruksional lainnya sekedar terletak pada masalah penekanan. Pembelajaran audio visual memberikan tekanan pada pengalaman konkrit atau non verbal dalam proses belajar, sedangkan teknik instruksional lainnya pada pengalaman verbal dan simbolis. Pembelajaran audio visual bukan metode mengajar. Materi audio visual hanya dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari proses pengajaran. Peralatan audio visual tidak harus digolongkan sebgai pengalaman belajar yang diperoleh dari penginderaan, pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologi yang bias memperkaya serta memberikan pengalaman konkrit kepada siswa. Pengajaran audio visual menambahkan komponen audio kepada materi pengajaran visual, yang secara konseptual sebenarnya tidak banyak memberikan perbedaan berarti. Gerakan audio visual tetap mempertahankan kontinu konkrit, abstrak, dan pengelompokan materi instruksional.
Pengajaran audio visual juga mempunyai beberapa kelemahan yang sama dengan pengajaran visual, yaitu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam mengajar.
C. Dari Pembelajaran Audio Visual ke Teori Komunikasi
Munculnya teori komunikasi ini terjadi pada tahun 1950an. Pendekatan yang lebih menguntungkan dalam arti memperoleh pengertian yang lebih efektif dan lebih efisien dibidang audio visual terdapat dalam konsep komunikasi. Orientasi terhadap proses komunikasi yang diaplikasikan dalam kegiatan instruksional telah merubah kerangka teoritis konsep teknologi instruksional. Penekanannya tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan pelajaran dalam bentuk materi audio visual untuk pengajaran, tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses komunikasi informasi atau pesan (message) dari sumber (source) yaitu guru, kepda penerima (receiver), yaitu siswa.
Dari berbagai model komunikasi yang ada, model komunikasi SMCR Berlo merupakan yang paling sederhana dan sangat berguna dalam melahirkan konsep-konsep teknologi pembelajaran. Model SMCR Berlo ini memperlihatkan dua konsep, yaitu: Pertama, berhubungan dengan keseluruhan proses penyampaian pesan dari sumber, yaitu guru, kepada penerima pesan, yaitu siswa. Kedua, memperlihatkan unsur-unsur yang terlibat di dalam proses dan adanya hubungan yang dinamik diantara unsur-unsur yang terlibat di dalam proses.
D. Dari Pembelajaran Audio Visual ke Konsep Sistem Awal
Suatu sistem dapat didefinisikan sebagi rangkaian komponen-komponen yang mempunyai tujuan sama. Arti penting dari sistem adalah pengertian adanya (a) komponen-komponen dalam sistem, (b) integrasi komponen-komponen itu, dan (c) peningkatan efisiensi sistem.
Awal konsep sistem dalam teknologi pengajaran ini mengemukakan beberapa konsep penting yaitu: Pertama, bahwa konsep sistem menegaskan bahwa hasil, bukan hal yang berdiri sendiri melainkan satu sistem pengajaran hal yang lengkap. Kedua, materi pengajaran dipandang sebagai komponen sistem pengajaran, bukan sebagai alat bantu guru yang berdiri sendiri seperti halnya alat peraga. Ketiga, konsep sistem dalam sistem pengajaran tidak timbul begitu saja, tetapi dirancang, diteliti, dan disusun menurut model pengembangan pengajaran tertentu.
Konsep sistem awal yang berorientasi pada produk ini, paling jelas tampak pada paham yang memadukan pengajaran individual dan massal, dengan pengajaran yang konvensional dalam suatu sistem pembelajaran yang menggunakan konsep ‘kotak hitam’.
E. Komunikasi Audio Visual : Perpaduan Komunikasi dan Konsep Sistem Awal
Komunikasi audio visual ialah cabang teori dan praktek pendidikan khusus yang berkepentingan dengan rancangan dan pemanfaatan pesan yang mengendalikan proses belajar. Komunikasi audio visual melaksanakan (a) penelitian tentang keunikan dan kelebihan relative dari pesan-pesan yang menggunakan gambar dan yan non representative, yang dapat digunakan untuk segala tujuan dalam proses belajar, dan (b) penyusunan dan pengaturan pesan oleh orang dan instrumen dalam lingkungan pendidikan.
Teori belajar dan teori komunikasi menawarkan konsep-konsep dasar bagi definisi bidang teknologi instruksional (Ely, 1963) dan bahwa berdasarkan pendekatan sistem tugas ahli audio-visual dapat dinyatakan sebagai rancangan presentasi yang menggunakan unsur-unsur, kombinasi unsur-unsur ini secara tepat berarti pendekatan sistem. Oleh karena itu komunikasi audio-visual telah mensintesikan konsep-konsep komunikasi, sistem, unsur-unsur atau komponen sistem dan rancangan sistem.
F. Dari Presentasi Bahan ke Mesin Pengajar dan Pembelajaran Terprogram.
Alat bantu audio-visual melengkapi dan bahkan dapat menggeser kuliah, demonstrasi dan buku teks; alat-alat itu melakukan salah satu fungsi guru yaitu : menyajikan bahan pelajaran kepada si belajar, tetapi pada fungsi yang lain, alat-alat itu tidak atau sedikit saja sumbangannya (Skinner, 1968).
Mesin pengajar Skinner dan aliran pembelajaran terprogram yang mengikutinya, merupakan aplikasi konsep yang menginginkan agar peralatan dan bahan itu perlu dihubungkan dengan perilaku siswa. Hubungan ksusus itu meliputi : jawaban siswa, ururtan yang terkontrol, penguatan yang segera dan sering, dan laju kecepatan perorangan.
G. Dari Komunikasi Audio-Visual ke Pendekatan Sistem dan Pengembangan Instruksional.
Pendapat yang lebih mutakhir memandang teknologi pendidikan sebagai pendekatan sistem dalam proses belajar mengajar, dengan memusatkan perhatian pada rancangan optimal, implementasi dan evaluasi belajar mengajar itu (Hinst, 1971).
Teknologi instruksional yaitu suatu cara yang sistematik untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan khusus komunikasi dan belajar pada manusia, serta dengan mempergunakan kombinasi sumber belajar insane dan non insane, agar terjadi pembelajaran yang lebih efektif (Commision on Instructional Tecnology, 1970).
Pendekatan sistem dalam merancang pembelajaran dikembangkan lebih lanjut oleh gerakan pengembangan instruksional. Gerakan ini mensistesiskan konsep pendekatan sistem dalam perancangan pembelajaran dengan konsep dari ilmu tentang perilaku, dan menciptakan pendekatan formal tentang bagaimana mengembangkan pembelajaran berteknologi dalam bidang teknologi pendidikan.
Menurut B. F Skinner mengajar itu hakikatnya adalah rangkaian dari penguatan yang terdiri dari tiga macam variabel, yaitu: (a) Suatu peristiwa di mana perilaku terjadi; (b) Perilaku itu sendiri; dan (c) akibat perilaku.
H. Dari Komunikasi audio Visual dan Pendekatan Sistem ke Teknologi Instruksional.
Teknologi bukan sekedar orang dan mesin, pemikiran, prosedur, dan pengelolaan. Istilah teknologi pendidikan memperluas bidang pengembangan teori, penelitian dan implementasi pendidikan. Teknologi instruksional dalam pengertian modern, meliputi pengelolaan gagasan, prosedur, dana, mesin dan orang dalam proses instruksional.
Kerangka teoritik teknologi instruksional merupakan perubahan paradigma utama teknologi pendidikan untuk kedua kalinya. Perubahan itu menghasilkan pandangan yang sungguh baru tentang bagaimana teknologi pendidikan dipadukan dan hubungan dengan masyarakat.
Makna teknologi bukan hanya terdiri dari mesin dan manusia, melainkan merupakan susunan padu yang unik dari manusia dan mesin, gagasan, prosedur dan pengelolaan. Makna teknologi pembelajaran dalam pengertian mutakhir meliputi pengelolaan gagasan, prosedur, biaya, mesin dan manusia di dalam proses pengajaran yang melibatkan peralatan fisik yang menyalurkan informasi
· Perbaikan Definisi Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang terlibat dalam membantu kegiatan belajar manusia, melalui identifikasi, pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan berbagai sumber belajar secara sistematik, serta melalui pengelolaan atas proses-proses tersebut. Teknologi pendidikan dapat digambarkan pertama dari bahan yang dipakainya dan kemudian menggambarkan apa yang dilakukan para praktisi dengan bahan-bahan itu. Secara khusus hal ini berarti ditunjukkannya: 1) Berbagai sumber untuk belajar yang menjadi garapan bidang itu; 2) Cara sistematik untuk mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasikan, menyediakan dan memanfaatkan sumber-sumber itu, serta caranya mengelola proses yang bersangkutan. Deskripsi bidang teknologi pendidikan disarikan dalam (Model Kawasan Teknologi Pendidikan). (AECT, 1972).
· Definisi Sekarang
Bagaimanapun, seseorang, suatu hari akan memikirkan bagaimana memadukan hal-hal ini menjadi susunan pembelajaran yang bermanfaat untuk memecahkan masalah khusus. Jika ini benar, saya mengajukan satu pertanyaan: “ Siapa yang melakukannya?” (Finn, 1960).
Definisi yang disajikan ini merupakan pemurnian dan sistesis teknologi pendidikan yang menurut AECT terbaik pada saat ini.
Posting Komentar