Dalam menyusun desain pengembangan materi pembelajaran sangat penting, karena pencapaian tujuan yang di tetapkan terinci pada materi pembelajaran. Meskipun begitu tidak berarti mengesampingkan unsur-unsur lainnya termasuk siswa, metode, maupun penilaian. Oleh karena itu pengembangan bahan pembelajaran sebaiknya melibatkan pusat sumber belajar baik yang didesain maupun yang tidak didesain. Sehingga sebagai desainer bahan pembelajaran jangan tergantung pada buku teks saja tetapi memanfaatkan sumber bahan pembelajaran. Disadari atau tidak kondisi sekarang kurang memperhatikan pengembangan bahan pembelajaran secara baik, kadang seorang guru mengajar didepan kelas berbicara sesuai apa yang diingat saat itu tanpa ada perencanaan dalam pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran perlu dilakukan mulai penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dalam pengembangan bahan pembelajaran antara lain:
a. Materi yang relevan, yaitu memilki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Materi yang konsisten, maksudnya materi memiliki keajegan antara bahan ajar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
c. kecukupan, maksudnya: materi yang diajarkan cukup memadai untukmembantu siswa menguasai kompetensi yang di tetapkan
d.. Materi pembelajaran yang menarik bagi anak, menarik di sebabkan bahan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber belajar.
Pembahasan Materi
1. Bahan pembelajaran dan sumbernya
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini: (a) buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit . Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b) laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, (c) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (d) Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb,, (e) Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan, (f) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. (g) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran, (h) Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi, (i) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi, dan (j) lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
2. Pemilihan bahan pembelajaran
Menurut Dick and Carey (2005: 238) bahwa ada 3 faktor cara pemilihan media yaitu: (1) ketersediaan bahan pembelajaran, (2) dapat di implementasikan dan diproduksi, (3) memberi kemudahan pada instruktur. Sedangkan dalam memilih dan menilai bahan didasarkan pada kreteria sebagai berikut:
a. Tujuan atau sasaran sebagai dasar untuk menilai bahan pembelajaran
Tujuan merupakan hal yang pokok dalam menyusun desain pembelajaran, begitu pula dalam menilai suatu bahan untuk digunakan atau tidak dalam pembelajaran tujuan sebagai dasar utama. Oleh karena itu bahan yang akan digunakan perlu dianalisis sebagai berikut:
1). Keselarasan antara isi bahan dengan sasaran akhir yang dicapai
2). Ketercukupan pemenuhan isi dan kelengkapan
3). Otoritas
4). Ketelitian
5). Umum berlaku atau digunakan
6). Obyektivitas.
b. Siswa sebagai dasar menilai bahan
Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan sasaran pembelajaran, oleh karena itu materi yang dikembangkan harus mempertimbangkan siswa. Hal itu penting, karena taraf perkembangan siswa tidak sama sehingga kondisi siswa akan mempengaruhi bahan yang akan di sampaikan, pertimbangan diri siswa diantaranya:
1). Tingkat penguasaan bahasa atau kosa kata
2). Perkembangan anak, diantaranya: bakat, minat, motivasi .
3). Latar belakang anak dan kemampuan awal yang dimiliki.
4). Bahasa khusus atau kebutuhan khusus
c. Aspek belajar sebagai dasar menilai bahan
Pada dasarnya bahan yang dikembangkan untuk dipelajari siswa, sehingga mengembangkannya perlu memperhatikan konsep belajar. Dengan mempertimbangkan hal tersebut diharapkan anak akan dapat mempelajari dengan mudah dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu bahan yang dikembangkan perlu memperhatikan:
1). Materi prapembelajaran
Kegiatan awal ini memperhatikan sasaran penampilan, motivasi anak, aktivitas pembelajaran yang diharapkan dan sebagainya.
2). Urutan materi yang diajarkan secara benar dan lengkap
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
3). Partisipasi aktif anak
Bahan yang dikembangkan harus dapat mendorong anak aktifk dalam belajar, sehingga akan memotivasi rasa ingin tahu pada anak.
4). Bahan pembelajaran ada dan tersedia.
Hal itu untuk mempermudah anak dalam mendapatkan bahan untuk dipelajari, sehinnga tidak menghambat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5). Meningkatkan memori anak, sehingga akan bertambah wawasan, pengetahuan, ketrampilan, yang dapat diplikasikan dalam perilaku.
6). Umpan balik, bahan yang dikembangkan dapat dikuasai siswa sehingga anak mencapai tujuan pembelajaran atau belum dapat di ketahui dari penguasaan bahan.
7). Perencanaan dan penyampaian sesuai sasaran akhir dan konteks belajar berikutnya.
8). Bimbingan belajar diberikan untuk membantu penguasaan siswa pada bahan yang dipelajari dan konteks belajar berikutnya.
d. Konteks sebagai dasar menilai bahan.
Dalam pengembangan bahan pembelajaran perlu memperhatikan keterkaitan dengan materi berikutnya, sehinga anak memiliki pemahaman utuh terhadap pokok bahasan tertentu. Selain itu pengembangan materi memberikan bekal kepada anak untuk dapat bermanfaat dikelak kemudian hari.
3. Strategi penyampaian bahan ajar ( disarikan : dari Depdiknas, 2006)
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru diantaranya:
(1) Strategi urutan penyampaian simultan
Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
(2) Strategi urutan penyampaian suksesif
Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
(3) Strategi penyampaian fakta
Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.),
(4) Strategi penyampaian konsep
Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;
(5) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
(6) Strategi penyampaian prosedur.
Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
4. Peranan desainer dalam pengembangan bahan pembelajaran
Perancang atau desainer ada dua kelompok yaitu:
a. Desainer sebagai pengembang dan instruktur, ini akan lebih menguntungkan dalam pembelajaran, karena dalam mengembangkan materi pembelajaran mengetahui perilaku awal pebelajar, bakat, minat, motivasi, serta konteks yang diharapkan nantinya untuk siswa.
b. Desainer tidak sebagai instruktur, sudah barang tentu materi yang dikembangkan akan banyak hambatan dalam penyampaian, karena materi yang dikembangkan tidak didasarkan pada karekterintik pebelajar. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut desainer perlu memperoleh data pebelajar dan konteksnya.
5. Pengembangan pembelajaran untuk evaluasi formatif
Setelah dilakukan evaluasi formatif dapat diketahui tingkat penguasaan anak terhadap pokok bahasan tertentu, sehingga akan diketahui tingkat pencapaian pada diri siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Dengan demikian terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekelan (matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
C. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa berbagai jenis sumber belajar meliputi sebagai berikut:
1. buku / literatur
2. laporan hasil penelitian
3. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4. majalah ilmiah
5. kajian pakar bidang studi
6. karya profesional
7. buku kurikulum
8. terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9. situs-situs Internet
10. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12. narasumber dan lain-lain
Dari berbagai jenis sumber belajar diperlukan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Daftar pustaka
Dick, W. at.al, 1937. The Systematic Design of Instruction – 6 th ed. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data
Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta.
Tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dalam pengembangan bahan pembelajaran antara lain:
a. Materi yang relevan, yaitu memilki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Materi yang konsisten, maksudnya materi memiliki keajegan antara bahan ajar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
c. kecukupan, maksudnya: materi yang diajarkan cukup memadai untukmembantu siswa menguasai kompetensi yang di tetapkan
d.. Materi pembelajaran yang menarik bagi anak, menarik di sebabkan bahan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber belajar.
Pembahasan Materi
1. Bahan pembelajaran dan sumbernya
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini: (a) buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit . Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b) laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, (c) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (d) Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb,, (e) Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan, (f) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. (g) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran, (h) Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi, (i) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi, dan (j) lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
2. Pemilihan bahan pembelajaran
Menurut Dick and Carey (2005: 238) bahwa ada 3 faktor cara pemilihan media yaitu: (1) ketersediaan bahan pembelajaran, (2) dapat di implementasikan dan diproduksi, (3) memberi kemudahan pada instruktur. Sedangkan dalam memilih dan menilai bahan didasarkan pada kreteria sebagai berikut:
a. Tujuan atau sasaran sebagai dasar untuk menilai bahan pembelajaran
Tujuan merupakan hal yang pokok dalam menyusun desain pembelajaran, begitu pula dalam menilai suatu bahan untuk digunakan atau tidak dalam pembelajaran tujuan sebagai dasar utama. Oleh karena itu bahan yang akan digunakan perlu dianalisis sebagai berikut:
1). Keselarasan antara isi bahan dengan sasaran akhir yang dicapai
2). Ketercukupan pemenuhan isi dan kelengkapan
3). Otoritas
4). Ketelitian
5). Umum berlaku atau digunakan
6). Obyektivitas.
b. Siswa sebagai dasar menilai bahan
Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan sasaran pembelajaran, oleh karena itu materi yang dikembangkan harus mempertimbangkan siswa. Hal itu penting, karena taraf perkembangan siswa tidak sama sehingga kondisi siswa akan mempengaruhi bahan yang akan di sampaikan, pertimbangan diri siswa diantaranya:
1). Tingkat penguasaan bahasa atau kosa kata
2). Perkembangan anak, diantaranya: bakat, minat, motivasi .
3). Latar belakang anak dan kemampuan awal yang dimiliki.
4). Bahasa khusus atau kebutuhan khusus
c. Aspek belajar sebagai dasar menilai bahan
Pada dasarnya bahan yang dikembangkan untuk dipelajari siswa, sehingga mengembangkannya perlu memperhatikan konsep belajar. Dengan mempertimbangkan hal tersebut diharapkan anak akan dapat mempelajari dengan mudah dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu bahan yang dikembangkan perlu memperhatikan:
1). Materi prapembelajaran
Kegiatan awal ini memperhatikan sasaran penampilan, motivasi anak, aktivitas pembelajaran yang diharapkan dan sebagainya.
2). Urutan materi yang diajarkan secara benar dan lengkap
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
3). Partisipasi aktif anak
Bahan yang dikembangkan harus dapat mendorong anak aktifk dalam belajar, sehingga akan memotivasi rasa ingin tahu pada anak.
4). Bahan pembelajaran ada dan tersedia.
Hal itu untuk mempermudah anak dalam mendapatkan bahan untuk dipelajari, sehinnga tidak menghambat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5). Meningkatkan memori anak, sehingga akan bertambah wawasan, pengetahuan, ketrampilan, yang dapat diplikasikan dalam perilaku.
6). Umpan balik, bahan yang dikembangkan dapat dikuasai siswa sehingga anak mencapai tujuan pembelajaran atau belum dapat di ketahui dari penguasaan bahan.
7). Perencanaan dan penyampaian sesuai sasaran akhir dan konteks belajar berikutnya.
8). Bimbingan belajar diberikan untuk membantu penguasaan siswa pada bahan yang dipelajari dan konteks belajar berikutnya.
d. Konteks sebagai dasar menilai bahan.
Dalam pengembangan bahan pembelajaran perlu memperhatikan keterkaitan dengan materi berikutnya, sehinga anak memiliki pemahaman utuh terhadap pokok bahasan tertentu. Selain itu pengembangan materi memberikan bekal kepada anak untuk dapat bermanfaat dikelak kemudian hari.
3. Strategi penyampaian bahan ajar ( disarikan : dari Depdiknas, 2006)
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru diantaranya:
(1) Strategi urutan penyampaian simultan
Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
(2) Strategi urutan penyampaian suksesif
Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
(3) Strategi penyampaian fakta
Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.),
(4) Strategi penyampaian konsep
Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;
(5) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
(6) Strategi penyampaian prosedur.
Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
4. Peranan desainer dalam pengembangan bahan pembelajaran
Perancang atau desainer ada dua kelompok yaitu:
a. Desainer sebagai pengembang dan instruktur, ini akan lebih menguntungkan dalam pembelajaran, karena dalam mengembangkan materi pembelajaran mengetahui perilaku awal pebelajar, bakat, minat, motivasi, serta konteks yang diharapkan nantinya untuk siswa.
b. Desainer tidak sebagai instruktur, sudah barang tentu materi yang dikembangkan akan banyak hambatan dalam penyampaian, karena materi yang dikembangkan tidak didasarkan pada karekterintik pebelajar. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut desainer perlu memperoleh data pebelajar dan konteksnya.
5. Pengembangan pembelajaran untuk evaluasi formatif
Setelah dilakukan evaluasi formatif dapat diketahui tingkat penguasaan anak terhadap pokok bahasan tertentu, sehingga akan diketahui tingkat pencapaian pada diri siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Dengan demikian terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekelan (matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
C. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa berbagai jenis sumber belajar meliputi sebagai berikut:
1. buku / literatur
2. laporan hasil penelitian
3. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4. majalah ilmiah
5. kajian pakar bidang studi
6. karya profesional
7. buku kurikulum
8. terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9. situs-situs Internet
10. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12. narasumber dan lain-lain
Dari berbagai jenis sumber belajar diperlukan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Daftar pustaka
Dick, W. at.al, 1937. The Systematic Design of Instruction – 6 th ed. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data
Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta.
bagus sekali tulisanya thanks zaw buat tambahan refrensiQ